Bakaran Gendeng | Tai ajg #2

Ariekusuma
2 min readJan 31, 2021

--

Suara knalpot dari motor heri terdengar dari depan gang, suaranya motornya sangat otentik karena hanya motornya yang mengeluarkan suara seperti anak kerbau yang kelaparan. Kobong bangkit dari rebahanya lalu keluar kamar untuk memastikan kalau itu adalah Heri. Motor heri terlihat melintas didepan kamarku lalu diikuti oleh Kobong yang kembali masuk kamar dan rebahan di kasurku. Aku lanjut memperhatikan komputerku lagi, memperhatikan tabel judi yang sedang aku ikuti. Trading dan judi online adalah alasan kami semua disini bisa bertahan hidup, semua berawal dari heri yang rutin mengikuti judi bola, terus menjalar dan berkembang hingga kini beberapa judi online rutin kami ikuti secara kompak seperti sindikat yang saling menguatkan, saling mengamankan. Kami bukanya tidak punya hal lain yang bisa kami kerjakan, tapi jujur untuku hasil dari trading dan judi lebih bisa diandalkan untuk menopang hidup.

‘Jancuk!, taine sopo iki heh?’ teriak Heri dari arah wc lalu terdengar langkahnya berjalan ke arah kamarku. Kami yang sudah menduga dia akan memberikan respon seperti itu ketika melihat tai tersebut membuat aku dan Kobong tidak begitu memberikan respon berarti, kami hanya menunggu dia masuk kamarku. Kobong bahkan hanya rebahan seperti mayat orang gila dipinggir jalan. Heri masuk kamarku lalu mengucapkan ‘Taine sopo kae? cah anyar po?’.

‘Wes kene, main sek ae!’ Kobong merespon amarah Heri dengan mengajaknya gabung ke squad game yang sedang dimainkanya, aku yang sedang berjuang mendapatkan uang dari judi tidak bergitu memperdulikan mereka berdua yang akhirnya bermain game sambil rebahan bareng di kasur kecil seperti pasangan homo. Aku berakhir dengan mendapatkan cukup uang dari judi kali ini. ‘Ayo diospek wae cah anyar kae her!’ ucapku pada Heri yang sedang main game bersama Kobong.

‘Bakar wae sempake po?’, ucap Heri merespon ajakanku. Sepertinya mereka semua tidak punya inisiatif lain dalam memberikan pelajaran bagi tersangka yang meninggalkan tainya di dalam wc. Kalau memang dia harus dihukum dengan cara demikian, maka sudah kali ketiga kami membakar sempak penghuni kos. Heri dan Kobong selesai dengan game dan langsung fokus menyusun rencana untuk membakar salah satu sempak milik tersangka. Aku? aku hanya mendengarkan dua orang dengan IQ rendah berdebat dalam perencanaan pembakaran sempak seseorang.

Perdebatan berlangsung sengit ‘Saiki wae, mumpung wonge durung balik kerjo.’ ucap Kobong dan dibalas Heri ‘Ngko mbengi wae, pas dekne turu.’. Aku? aku hanya disana membayangkan ada dua ekor binatang sedang berebut untuk mengawini salah satu betina. Tedengar suara orang datang, ‘Weh.. abang Heri sudah sampai.’ ucap Barjo dari luar kamar bersama Ilham yang membawa makanan kami. Perdebatan Heri dan Kobong terpaksa terhenti karena Kobong tidak mau nasi padangnya dingin, kami berempat lalu makan nasi padang bersama di teras kamarku ditemani aroma tipis tai yang sudah terbengkalai di wc selama beberapa jam.

bersambung…

--

--

Ariekusuma
Ariekusuma

Written by Ariekusuma

klik aja, ada cerita lain kok..

No responses yet